Sistem Pendidikan di Indonesia

Berawal darti tugas b.indonesia saya, saya pun memilih tema ini untuk tugas saya. Saya menulis ini dari beberapa tulisan yang ada di internet lalu saya rangkum. Beginilah isinya:

Sistem pendidikan di Indonesia terlalu memaksa siswa untuk dapat menguasai sekian banyak bidang studi yang sedemikian abstrak, yang membuat siswa merasa tertekan yang dampaknya membuat mereka suka bolos, bosan sekolah, tawuran, mencontek, dll. Yang pada akhirnya mereka tidak dapat mengerjakan ujian dengan baik.

Sistem pendidikan nasional ini juga selalu berubah-ubah tapi tidak pernah selesai. Artinya, satu sistem akan berhasil apabila dituntaskan. Namun pada kenyataannya pada setiap pergantian presiden dan menteri, maka berubah pula kebijakan tentang sistem pendidikan nasional ini. Padahal sistem pendidikan nasional bukanlah milik presiden, menteri, dan parpol. Kita menginginkan pemerintah lebih serius dan cerdas dalam memilih sistem pendidikan. Jangan hanya main comot dari negara luar yang sudah berhasil sistem pendidikannya.

Sistem pendidikan nasional kita ini masih mengedepankan pada pencapaian berbasis nilai bukan pada keterampilan dan kompetensi.

Sesungguhnya banyak sekali pemerhati pendidikan di Indonesia yang sudah menyadari hal ini. Banyak sekali tulisan-tulisan baik pada artikel-artikel pendidikan, bahkan buku-buku pendidikan. Namun pemerintah seolah menutup mata akan ide-ide cemerlang mereka. Sistem pendidikan kita adalah alat pemuas kebutuhan pemerintah dan orang tua bukan sistem yang dibuat sesuai kebutuhan siswa. Siswa secara tidak sadar dibelenggu oleh pemikiran-pemikiran yang ditanamkan orang tua dan pemerintah, bahkan guru. Padahal mereka manusia merdeka yang bebas menentukan nasibnya sendiri.

Menarik membaca tulisan Roem : "Tak kurang 12 tahun waktu diselesaikan untuk bersekolah. Masa yang relatif panjang dan mejenuhkan jika mengisinya hanya sekadar dengan duduk, mencatat, sesekali bermain dan yang penting mendengarkan guru ceramah di depan kelas. Lewat sekolah yang bisa meraih jabatan sekaligus mendapat cemooh. Ringkasnya sekolah mampu mencetak manusia menjadi pejabat tapi juga penjahat. Masih pantaskah sekolah mengakui peran tunggalnya dalam mencerdaskan seseorang?"

Jika memang sekolah tetap dijadikan satu-satunya alat untuk mencerdaskan seseorang, maka sistem pendidikan Indonesia harus diubah. Tidak boleh memaksakan siswa, kurikulum disesuaikan dengan kompetensi dasar masing-masing siswa, bidang studi yang diajarkan tidak terlalu banyak dan materi untuk tiap bidang studi disesuaikan dengan perkembangan siswa.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment